PPIKPM.GONTOR.AC.ID, JAMBI — IKPM Gontor Cabang Jambi menyelenggarakan Silaturrahim dengan KH Hasan Abdullah Sahal di Hotel Wiltop, Kota Jambi (26/3). Hadir dalam acara silaturrahim, Wakil Gubernur Jambi, Dr. H. Fachrori Umar, DPRD Jambi dari alumni Gontor, Pimpinan Pondok Alumni, dan alumni Gontor dan Al-Mawaddah. Total para alumni yang hadir sekitar 150-an.
Wagub, H. Fachrori, dalam sambutannya, menyampaikan, alumni Gontor agar bisa menjadi teladan dan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat Jambi. “Saya mengharapkan, para alumni Gontor yang berasal dari Jambi bisa menjadi panutan bagi masyarakat Jambi. Di tengah perkembangan zaman yang sangat pesat ini, nilai-nilai agama sangat diperlukan untuk membentengi diri agar tidak mudah terpengaruh pesatnya era globalisasi,” ungkap Wagub.
Ketua IKPM Gontor Cabang Jambi, H. Popriyanto, melaporkan, alumni Gontor yang berasal dari Jambi berjumlah 412 orang, tetapi yang tinggal di Jambi sekarang berjumlah lebih kurang 270 orang, karena sisanya masih kuliah di luar Provinsi Jambi. “Alhamdulillah, sejak tahun 2010, lulusan dari Provinsi Jambi semakin banyak, apalagi sejak berdirinya PMDG Kampus 12 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Kiai Hasan menyampaikan pesan dan nasehatnya kepada para tamu dan alumni yang hadir. “Kita bisa berkumpul di sini karena adanya ukhuwah ruhaniyah bukan ukhuwah badaniyah,” buka beliau.
Kiai Hasan lalu mengingatkan agar para alumni bisa menjadi agen perubahan menuju ke keadaan yang lebih baik. “Sekarang ini dunia sudah terbalik. Jangan jadi ibnu bi’ah (mengikuti situasi tanpa bisa melakukan perbaikan), tapi jadilah ibnu shibgah (memiliki idealisme). Kita yang harus menciptakan miliu,” jelas beliau.
Kiai Hasan juga menyebutkan peran ulama dan tokoh Jambi dalam proses kemerdekaan Indonesia. “Indonesia dimerdekakan oleh para ulama, termasuk dari Jambi. Ada Sulthan Taha Saifuddin. Di Riau ada Sulthan Kasim. Sultan itu dari Bahasa Arab artinya pemimpin,” terang beliau.
Pada penghujung tausiyahnya, Kiai Hasan menegaskan tujuan dari pendidikan di pesantren. “Kami mendidik anak-anak untuk tafaqquh fi al-din dan menjadi mundzir al-qaum, yang berprofesi sebagai guru, pejabat, pegawai, pedagang, dan lain-lain. Mundzir bagi kaumnya masing-masing,” pungkas beliau.
Narasumber Berita dan Foto: Imron Rosjidi
Sumber lain: sinarjambi com
Red.: Mujib Abdurrahman