Pacitan – Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM) Gontor terus memperkuat konsolidasi dan silaturahim dengan cabang-cabangnya. Kali ini, PP IKPM Gontor mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Cabang (PC) IKPM Gontor Trenggalek, Ponorogo, dan Pacitan. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Makkah Madinatul Quran, Pacitan pada hari Sabtu (15/2) ini dihadiri oleh jajaran pengurus PP IKPM Gontor, termasuk Ketua Umum Al Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd., Ketua I Al Ustadz H. Saepul Anwar, M.Pd., Ketua II Al Ustadz Drs. H. Rif’at Husnul Ma’afi, M.Ag., serta sembilan pengurus lainnya. Turut hadir Al Ustadz Syarif Husen selaku Pimpinan PPTQ Makkah Madinatul Quran dan para pengurus PC IKPM Gontor dari berbagai daerah.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi model bagi PC IKPM Gontor lainnya sekaligus menjembatani komunikasi antara pimpinan pusat dengan cabang-cabang yang tersebar di berbagai daerah. Dengan adanya pertemuan semacam ini, diharapkan informasi dan kebijakan dari pusat dapat tersampaikan dengan lebih efektif serta meningkatkan koordinasi dalam menjalankan program dan kegiatan organisasi.
Dalam sambutan pembuka, Pimpinan PPTQ Makkah Madinatul Quran, Al Ustadz Syarif Husen, menyampaikan bahwa pondok ini telah berdiri sejak 2021 dan telah meraih berbagai prestasi, termasuk kejuaraan dalam bidang matematika dan tahfidz Al-Qur’an. Selain itu, PPTQ Makkah Madinatul Quran baru saja memperoleh akreditasi A dari BAN-S/M. Beliau juga berharap agar beberapa pondok binaan di Pacitan dapat mengikuti jejak PPTQ, terutama dalam proses wakaf yang baik.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Umum PP IKPM Gontor, Al Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd., yang menyoroti hubungan erat antara Gontor dan Pacitan, salah satunya melalui keterlibatan Bupati Pacitan sebagai anggota Badan Wakaf. Dalam kesempatan ini, beliau memperkenalkan konsep PC IKPM Gontor Daker (Daerah Kerja), yang terdiri dari 10 PC IKPM Gontor, terinspirasi dari sistem daerah kerja Pimpinan Pondok Gontor. Beliau juga menekankan perlunya merubah citra IKPM Gontor dari sekadar “Ikut Kami Pasti Makan” menjadi “Ikut Kami Pasti Masyghul,” agar organisasi lebih fungsional, termasuk dalam peran sosial seperti menjodohkan antaralumni Gontor. Selain itu, beliau mengingatkan bahwa menurut pesan Kyai Zarkasyi, menjadi orang besar bukan hanya soal jabatan atau kedudukan, tetapi ketika seorang alumni bersedia kembali ke daerah terpencil untuk mengajar dan mengabdi.
Dalam sesi pemaparan materi, Al Ustadzah Hj. Iif Atikah, M.Pd., menyampaikan tentang revitalisasi Bidang Keputribelian IKPM Gontor. Sejak pembentukan bidang ini pada tahun 2008, tidak ada gerakan signifikan hingga akhirnya diaktifkan kembali setelah Mubes ke-12 IKPM Gontor pada tahun 2024. Ia menyoroti pentingnya wadah komunikasi dan koordinasi bagi alumni putri, mengingat banyak dari mereka yang belum pernah kembali ke Gontor ataupun mengenal para kyai yang saat ini memimpin. Oleh karena itu, sinergi antara Bidang Keputribelian PC IKPM Gontor dan PP IKPM Gontor perlu diperkuat agar lebih efektif dalam menjalankan programnya.

Materi berikutnya dibawakan oleh Al Ustadz H. Saepul Anwar, M.Pd., yang membahas konsep outcome alumni Gontor. Ia menegaskan bahwa Gontor tidak hanya berorientasi pada output, tetapi juga outcome, sebagaimana yang diambil dari QS. At-Taubah ayat 122. Outcome ini bukan sekadar individu yang lahir dari Gontor, tetapi dampak nyata yang dihasilkan oleh para alumni di masyarakat. Menurutnya, IKPM Gontor harus berperan sebagai humas bagi Gontor dan mampu menunjukkan kontribusi nyata alumninya di berbagai sektor, mulai dari lingkungan masyarakat hingga tingkat nasional. Ia juga menekankan pentingnya memiliki acuan organisasi yang jelas, baik dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) maupun Panca Jangka Gontor.
Selanjutnya, Al Ustadz Drs. H. Rif’at Husnul Ma’afi, M.Ag., memaparkan tentang transparansi dan tata kelola IKPM Gontor. Ia mengingatkan agar dalam berorganisasi, anggota harus menghindari prasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan bergosip. Oleh karena itu, PP IKPM Gontor menekankan prinsip transparansi dalam pengelolaan organisasi, termasuk dengan melakukan revisi AD/ART sebagai pedoman yang jelas bagi seluruh pondok alumni. Beliau menegaskan bahwa IKPM Gontor harus berorientasi pada kemajuan Gontor, bukan sekadar kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Pemaparan terakhir disampaikan oleh Al Ustadz Dr. H. Umar Said Wijaya, M.Pd., yang menyoroti pentingnya regenerasi dan administrasi dalam IKPM Gontor. Ia menekankan bahwa masih banyak pengurus PC dan PCI yang kurang memahami AD/ART IKPM Gontor, sehingga perlu adanya sosialisasi dan peningkatan kapasitas kepemimpinan. Selain itu, ia mendorong pentingnya regenerasi kepemimpinan agar organisasi tetap dinamis dan berkembang sesuai amanat Mubes ke-12 IKPM Gontor.
Dalam sesi diskusi, Al Ustadz Hariman Muttaqien mengangkat permasalahan bahwa mayoritas ketua IKPM Gontor berasal dari angkatan yang lebih baru karena jumlah mereka yang besar. Namun, jika dilakukan pembatasan, hal ini dapat berpotensi melanggar AD/ART IKPM Gontor. Menanggapi hal ini, Al Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd., menekankan perlunya strukturisasi marhalah serta penguatan kaderisasi kepemimpinan dalam organisasi. Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan istilah “wakaf” dalam pendirian pondok alumni, agar tidak terkesan sebagai ajakan untuk meminta-minta, melainkan sebagai komitmen dalam mendirikan lembaga pendidikan yang mandiri dan berkelanjutan.
Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan hubungan antaralumni dan pondok pesantren semakin erat, serta peran IKPM Gontor dalam mendukung visi dan misi Gontor semakin kuat. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Al Ustadz Syarif Husen.
___
Reporter: M. Idris Ramli Abdul Karim
Editor: Aryyo Widagdho

