Kairo – Pada tanggal 7 Agustus, Komjen Pol (Purn) Dr. Syafruddin Kambo, M.Si., menyampaikan peluang bagi mahasiswa untuk memanfaatkan empat poin dari bonus demografi guna mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045. Beliau menegaskan bahwa usahanya bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut diucapkan saat beliau memberikan sambutan dalam workshop pembekalan intensif kepada 250 penerima beasiswa Lazis ASFA.
Ketua Dewan Syari’ah Lazis ASFA, K.H. Anang Rikza Masyhadi M.A. Ph.D., menginspirasi para penerima beasiswa dengan panggilan umat untuk berkontribusi pada Indonesia, terutama melalui pondok pesantren. Beliau menyoroti pentingnya zakat dan wakaf dalam menciptakan manusia-manusia unggul. Beliau berpendapat bahwa produk yang dihasilkan oleh pabrik tidak akan berkualitas jika bahan baku yang digunakan lemah.
Pondok pesantren menjadi fokus Lazis ASFA dalam distribusi zakat dan wakaf, mengingat banyak pondok pesantren di Indonesia yang berkembang dengan jumlah santri ribuan. Namun, ironisnya, guru tetap di pondok pesantren masih kurang dan variasi keahlian ilmu terbatas. Isu kesehatan juga menjadi perhatian di pesantren. Diharapkan, dengan dukungan Lazis ASFA, 250 penerima beasiswa dapat menjadi sumber daya manusia yang mendukung pengembangan mutu pendidikan di ribuan pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya.
Penulis: Wanda Mufliah
Editor (Reviewer): Aryyo Widagdho