Sidoarjo — Berawal dari obrolan grup Whatsapp IKPM Gontor Cabang Sidoarjo tentang perkembangan klub sepak bola Taroyad United FC, yang dirintis oleh Divisi Kepemudaan dan Olah raga IKPM Sidoarjo, yang membuat para penggemar bola basket gerah. Area lapangan basket Pesantren Modern Al Amanah Junwangi Krian Sidoarjo tampak dipenuhi massa sebagai respon dari obrolan di grup tersebut, Ahad (3/1/2021) pagi.
Ustadz Fuad Syukri Zaen, selaku pemegang amanah dalam divisi tersebut menceritakan respon warga IKPM.
“Melihat olahraga sepak bola maju dan pesat di IKPM Sidoarjo, maka para alumni yang mempunyai hobi bermain bola basket menginginkan IKPM Sidoarjo untuk mengumpulkan mereka sehingga muncullah Taroyad Basket Ball Club. Ke depan klub ini akan menghimpun teman-teman dari IKPM lain sesama penggemar Bola Basket sebagaimana Taroyad United FC yang kini diperkuat oleh beberapa pemain yang bukan hanya berasal dari IKPM Sidoarjo saja,” ungkapnya.
“Alhamdulillah respon dari para masyayikh luar biasa. Mereka bukan hanya ingin main basket namun bahkan menjadikan Ahad pagi ini menjadi ajang silaturrahim,” imbuhnya.
Sekitar 50 orang terkumpul dalam dua agenda yaitu deklarasi Tim Basket baru yang disebut Taroyad Basket Ball Club Taroyad BBC dan silaturrahim akbar IKPM Sidoarjo bersama pimpinan Pesantren Modern Al Amanah Junwangi.
Diawali dengan pertandingan bola basket antara IKPM Sidoarjo dengan tim basket Al Amanah, kegiatan silaturrahim ini cukup dinanti oleh banyak alumni lintas marhalah. Tampak hadir di sana beberapa alumni dari tahun 80-an hingga yang fresh graduate.
Setelah pertandingan usai, Ketua IKPM Sidoarjo, Dr. Eko Asmanto, MA bersama beberapa pengurus dan masyayikh mendeklarasikan cabang olahraga Bola Basket IKPM dengan nama Taroyad BBC.
Landasan utama pembentukan tim ini adalah asas ukhuwwah islamiyyah. Selanjutnya acara disambung dengan silaturrahim bersama Bapak Pimpinan Pesantren Modern Al Amanah Junwangi KH Nurcholish Misbach.
KH Nurcholis Misbach menerima para alumni Gontor dengan baik. Hal ini tampak dengan adanya panitia khusus yang dibentuk oleh para asatidz pesantren demi menyambut para tamu IKPM Sidoarjo.
Komunikasi sebelumnya berlangsung melalui Ustadz Zahuda, putra beliau yang juga alumni Gontor 2012. Dalam kesempatan silaturrahim ini KH Nurcholis bercerita tentang sejarah Pesantren Al Amanah dan beberapa nasihat kepada hadirin.
“Suatu hari saya ingin bertemu dengan Kiai Sahal di Gontor, ketika itu untuk menemui beliau tidaklah mudah,” kisahnya menceritakan pengalaman silaturahimnya ke Gontor.
“Maka saya shalat dua rakaat di Masjid Pusaka, dan ndilalah justru setelah shalat Ustadz Sahal malah ada di depan masjid dan akhirnya bisa bertemu,” tuturnya.
Ketika KH Nurcholis muda menyampaikan maksud kedatangannya ke Gontor kepada Kiai Sahal yaitu keinginannya untuk membangun pesantren, beliau mendapat nasihat yang paling dikenang serta menjadi pedoman KH Nurcholis dalam memimpin pesantren.
“Pesan saya, pisahkan hartamu dan milik pondok,” kenangnya menirukan nasihat Kiai Sahal kepadanya. Meski ia bukan alumni Gontor, tapi salah satu inspirasi dalam mendirikan pesantren adalah Gontor. Termasuk putra-putrinya juga dipercayakan kepada Gontor.
Para alumni merasa berkesan dengan wejangan dalam acara silaturrahim ini.
“Kami mendengarnya seolah kami mendapatkan siraman air es dari ustadz Gontor. Beliau memang bukan alumni Gontor, namun hasil usaha beliau mampu mengantarkan 1 dan 2 putra beliau dari 5 bersaudara menjadi bagian dari Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Sidoarjo. Mereka juga mampu memimpin dan membesarkan pondok Al Amanah Junwangi dengan nilai2 Gontori,” demikian testimoni Ustadz Sulthon DW alumni 99 setelah mengikuti kegiatan silaturrahim. (Rozaq Akbar)