(Padang, 15/11/2025) – Gelora semangat membangun peradaban ekonomi umat melalui wakaf produktif bergema kuat dari Ranah Minang. Konferensi Wakaf Internasional 2025 yang digelar di Hotel Truntum Padang, Sumatera Barat, sukses mempertemukan para ulama, cendekiawan, dan praktisi ekonomi syariah dari dalam dan luar negeri dalam satu barisan dengan visi strategis “menjadikan wakaf sebagai kekuatan ekonomi produktif”.

Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ini berkolaborasi dengan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor melalui Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) dan Pimpinan Cabang IKPM Gontor Sumatera Barat, menghadirkan deretan tokoh nasional dan internasional. Turut hadir Wakil Presiden RI ke-13 Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Kairo Prof. Dr. Muhammad Ad-Duwaini, serta sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara dan kementerian.

Konferensi ini semakin bermakna dengan kehadiran pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor K.H. Hasan Abdullah Sahal, Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. beserta jajaran Badan Wakaf, diantaranya Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., K.H. Masyhudi Subari, M.A., Prof. Dr. K.H. Husnan Bey Fannanie dan K.H. Muhammad Danial. menandakan komitmen nyata dalam pengembangan wakaf produktif. Hadir dari PP IKPM Gontor H. Saepul Anwar, M.Pd., H. Sabar, S.Ag., M.H., dan H. Dr. Riza Azhari, M.Pd.I.

Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., M.M., menekankan pentingnya kolaborasi strategis dalam memajukan wakaf. “Melalui forum ini, sinergi antara ranah dan rantau, ulama dan akademisi, bukan hanya menjadi simbolik tetapi harus menjadi motor penggerak umat,” tegas beliau.

Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, dalam pidatonya mengingatkan pentingnya keberlanjutan program. “Buah pertemuan kita ini jangan hanya berhenti di sini, tetapi harus berkelanjutan dan implementatif,” kata beliau menegaskan.

Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin dalam pemaparannya menegaskan perlunya transformasi paradigma wakaf. “Wakaf tidak hanya harus dipahami sebagai praktik spiritual, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang menyejahterakan,” tutur mantan Wakil Presiden RI tersebut.

Konferensi dilanjutkan dengan tiga sesi utama yang komprehensif:
Sesi 1: Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Sesi 2: Zakat dan Wakaf untuk Kesejahteraan Sosial: Konsep dan Strategi.
Sesi 3: Best Practice Wakaf untuk Pendidikan: Strategi Pemberdayaan Wakaf untuk Pengembangan SDM dan Pendidikan Berkelanjutan.

Kolaborasi strategis antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan praktisi wakaf dalam konferensi ini menandai babak baru dalam pengelolaan wakaf di Indonesia. diharapkan wakaf tidak hanya menjadi instrument filantropi, tetapi juga tulang punggung pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memberdayakan dan memakmurkan seluruh lapisan masyarakat.


Reporter: Muhammad Idris Ramli Abdul Karim
Reviewer: Robieth Fadhlar Rahman, S.Pd.
