Forum Muballigh Alumni Gontor mengadakan kajian rutin “Mutiara Ilmu” selama bulan Ramadhan. Menghadirkan para tokoh muballigh yang berasal dari Pondok Modern Darussalam Gontor. Salah satunya Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail, MA, yang berkesempatan mengisi di hari ke 11 bulan Ramadhan.
Dalam tausiyah kali ini, beliau membahas mengenai apakah kita sudah dicintai oleh Allah SWT?
“Insting manusia itu pasti mencintai orang yang mencintainya juga, yang berbuat baik padanya, dan derajat yang paling tinggi adalah mencintai Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT: Cintailah aku, maka aku akan mencintaimu.” jelasnya dalam tausiyah yang diadakan melalui zoom meeting.
Selanjutnya, beliau menjelaskan tanda-tanda orang yang dicintai Allah SWT, diantaranya:
1. Allah menolong kita untuk lebih dekat denganNya, lebih rajin beribadah, lebih memiliki keinginan untuk meningkatkan keimanan kita
‌2. Allah melindungi kita dari syahwat dan fitnah dunia
‌3. Allah menolong kita untuk selalu bersikap lembut, santun, penuh kasih sayang dan menghindari kejahatan
‌4. Allah akan banyak menguji kita, baik masalah duniawi maupun masalah agama dan akhirat
5. Allah menyegerakan siksanya di dunia atas dosa dosanya
‌6. Allah memberi pertolongan kepada kita untuk senang melayani manusia, menolong mereka, juga memberi solusi pada masalah masalah mereka
‌7. Allah menolong kita untuk selalu berakhlak mulia
‌8. Allah akan menolong kita menuju Husnul khotimah
“Allah memberi rizki kepada seluruh hambaNya, baik itu orang yang dicintai-Nya maupun dibenci-Nya, tapi Allah tidak memberi keimanan kecuali pada orang yg dicintai-Nya.” tambah beliau.
Di akhir tausiyahnya, beliau mengingatkan bahwa banyaknya ujian dalam kehidupan seorang hamba bisa jadi merupakan wujud cinta Allah padanya, karena semakin banyak ujian yang berhasil dilewati seorang hamba, semakin tinggi pula derajatnya dimata Allah SWT.
“Maka marilah kita berlomba-lomba untuk dicintai Allah SWT, dan jangan sampai hilang tanda-tanda diatas itu dari kita, karena jika hilang tanda-tanda itu, mungkin hilang juga rasa cinta Allah SWT pada kita” tegas beliau di akhir tausiyahnya.
Adzra Ilysha