KARANGBANYU, 4 November 2025 — Setelah melalui serangkaian lomba penuh semangat di Gontor Putri Kampus 3, acara Lomba Gempita Tabligh Akbar 2025 akhirnya mencapai puncaknya pada malam Tabligh Akbar dalam rangka Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).
Malam penutupan yang digelar di Lapangan Hijau Gontor Putri Kampus 3 ini menjadi momentum spiritual dan intelektual yang menggugah, meneguhkan kembali semangat dakwah, pendidikan, dan pengabdian pesantren bagi umat dan bangsa.

Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal; Ketua Umum Panitia Peringatan 100 Tahun PMDG Divisi Putri, Dr. Asif Trisnani, Lc., M.Ag. Turut hadir pula beberapa tokoh penting lainnya, antara lain Bupati Ngawi yang diwakilkan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Ngawi, Bapak Toto Sudarianto, S.H., M.H.; Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ngawi, Bapak Ahmad Royo Rozano, S.T.P.; serta Wakil Korem Kabupaten Ngawi, Bapak Muhammad Asr Hadfi, S.T.P.

Selain itu, acara juga dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat IKPM Gontor, H. Noor Syahid, M.Pd.; Ketua Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf PMDG, Al-Ustadz H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag.; Wakil Direktur Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah PMDG, Al-Ustadz Dr. Ahmad Soeharto, M.Pd.I.; Deputi Wakil Rektor Bidang Akademik; Deputi Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Penelitian, Pengabdian, dan Alumni; serta Wakil Pengasuh dan Wakil Direktur Kulliyatul Mu’allimat Al-Islamiyah PMDG Putri Kampus 1, 2, 3, dan 4.

Acara ini juga menghadirkan Al Ustadz Salim A. Fillah sebagai penceramah utama, yang memberikan tausiyah dalam rangka Tabligh Akbar peringatan 100 Tahun Gontor. Kehadiran beliau semakin memperkaya nuansa spiritual dan edukatif dalam kegiatan yang menjadi momentum bersejarah bagi seluruh civitas dan masyarakat sekitar.
Acara dimulai dengan lantunan syair hadrah dari Tim Senhada Gontor yang menggugah suasana, diikuti pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Al-Ustadz Ahmad Syafi’i Ma’arif, S.Pd. Hadirin kemudian disuguhkan tayangan video highlight perjalanan satu abad Gontor—mengisahkan jejak perjuangan para Trimurti Pendiri hingga peran generasi penerus dalam membangun lembaga pendidikan Islam modern yang berwawasan global.

Sorotan utama malam itu adalah penampilan para juara Lomba Gempita Tabligh Akbar 2025. Dari kategori Hadrah, tampil memukau grup Asyitariyyah Tambakboyo Ngawi, sementara dari kategori Pidato Cilik (Pildacil), Aqila Fatimah dari SDIT Madani Ekselensia Sidoarjo berhasil memukau hadirin dengan pidatonya bertema “Pentingnya Menuntut Ilmu” yang sarat makna dan semangat dakwah.
Dalam sambutannya, Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Asif Trisnani, Lc., M.Ag., selaku Ketua Umum Panitia Peringatan 100 Tahun Gontor Divisi Putri, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Ajang seperti Gempita Tabligh Akbar ini bukan sekadar perlombaan, tetapi bagian dari pendidikan khas Gontor yang menggabungkan nilai ilmu, seni, dan dakwah dalam satu kesatuan,” ujarnya. Beliau juga menekankan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari kurikulum kehidupan yang diajarkan Gontor—mendidik santri untuk hidup aktif, kreatif, dan berdakwah di mana pun berada.
Adapun sambutan Bupati Ngawi, yang diwakilkan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Ngawi, Bapak Toto Sudarianto, S.H., M.H., turut memberikan apresiasi atas peran Gontor dalam mencetak kader bangsa.
“Gontor bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga lembaga pembentuk moral dan karakter bangsa. Seratus tahun kiprahnya telah memberikan teladan bagi dunia pendidikan nasional,” ujarnya.
Puncak malam peringatan menjadi semakin khidmat saat K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, memberikan nasihat penuh makna. Dalam petuahnya, beliau menegaskan bahwa hakikat peringatan ini adalah agar seluruh keluarga besar Gontor terus ingat akan amanah perjuangan dan tidak lengah dalam menjaga nikmat Allah.

“Peringatan ini agar kita ingat. Kalau tidak ingat, kita akan hilang. Nikmat Allah jangan sampai berubah menjadi azab karena kita lengah,” tutur beliau dengan suara bergetar.
Beliau menambahkan bahwa perjalanan seratus tahun Gontor bukanlah capaian akhir, tetapi modal untuk melangkah ke seratus tahun berikutnya.
“Apa yang kami lakukan ini adalah modal dari seratus tahun kedua yang akan datang, dari tahun 1926 sampai 2026, hingga nanti 2126.”
Kiai Hasan juga kembali mengingatkan tentang hakikat pendidikan di Gontor:
“Kurikulum kita adalah kehidupan — bukan sekadar buku di perpustakaan. Kita ingin pelajaran di pondok menjadi perilaku di kantor, di pasar, di lapangan, bahkan di rumah.”
Beliau menutup nasihatnya dengan penuh kerendahan hati, seraya menegaskan,
“Saya bukan mubalig, bukan penceramah, bukan ahli pidato — hanya orang pinggir jalan yang kebetulan mendapat amanat.”
Setelah doa penutup yang dipimpin langsung oleh beliau, acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama seluruh tamu undangan.

Tibalah pada bagian yang paling dinanti, tausiyah dari Al-Ustadz Salim A. Fillah, seorang dai dan penulis kenamaan. Beliau menyampaikan bahwa Gontor bukan sekadar pondok, tetapi simbol kelanjutan dari warisan para wali dan ulama Nusantara yang membangun pesantren sebagai pusat kaderisasi umat dan peradaban.

“Pesantrenlah yang menjaga jati diri bangsa ini. Di saat banyak negeri kehilangan iman dan identitas, Indonesia tetap tegak berkat kekuatan dakwah dan pendidikan pesantren,” ujarnya.
Dalam ceramahnya, beliau mengisahkan perjuangan para tokoh seperti Pangeran Fathi Yunus dan Fatahillah, yang membuktikan bahwa pesantren adalah pusat gerakan dakwah dan perjuangan bangsa.
“Inilah jihad peradaban, jihad ilmu, dan jihad membangun manusia,” tegasnya, menekankan bahwa dakwah pesantren adalah dakwah yang membangun peradaban dari hal-hal kecil dan konkret.”
Beliau juga menegaskan :
نبدأ وننطلق بالقرآن ومن القرآن

“Kita memulai dan berangkat dengan Al-Qur’an dan dari Al-Qur’an.”
Menurut beliau, Al-Qur’an adalah sumber utama kebangkitan peradaban Islam, sebagaimana pesan beliau,
“Barang siapa tidak memiliki keyakinan yang kokoh terhadap Al-Qur’an, ia tidak akan mengambil manfaat dari dunia dan akhirat.”

Sebagai penutup, diumumkan para pemenang lomba dan pembagian doorprize, disambut sorak gembira para peserta dan santriwati.

Dengan berakhirnya Tabligh Akbar 100 Tahun Gontor, seluruh rangkaian Lomba Gempita Tabligh Akbar 2025 resmi ditutup. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat, tetapi juga memperkuat nilai dakwah, kreativitas, dan cinta pesantren di kalangan generasi muda.

Dari Karangbanyu, gema dakwah dan semangat Gontor terus bergema, mengabarkan kepada dunia bahwa seratus tahun bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru menuju abad kedua perjuangan pesantren.
Reporter: Haidar Ali Sya’bana
Reviewer: Robieth Fadlar Rahman, S.Pd.
