Cirebon, Ahad, 3 Agustus 2025 M — Dalam rangka memperingati 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Keluarga besar Pimpinan Cabang Ikatan Keluarga Pondok Modern (PC IKPM) Gontor Cirebon menyelenggarakan acara bertajuk Silaturrahim Akbar dan Jejak Langkah Gontor di Bumi Cirebon. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menapak tilas jejak keturunan dan historis perjuangan Trimurti Gontor sekaligus memperkuat ukhuwah antar alumni di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Acara ini dihadiri langsung oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu K.H. Hasan Abdullah Sahal, Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., dan Drs. K.H. M. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed. Turut serta dalam rombongan ketua-ketua lembaga PMDG, diantaranya H. Masyhudi Subari, M.A. Direktur KMI, H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo ketua YPPWPM, serta Prof. Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., yang juga merupakan Rektor UNIDA Gontor dan Ketua Umum panitia 100 tahun Gontor. Dari jajaran PP IKPM Gontor, hadir Al-Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd. selaku Ketua Umum PP IKPM Gontor, serta Al-Ustadz H. Saepul Anwar, M.Pd. sebagai Ketua I PP IKPM Gontor.

Acara dimulai dengan Pemaparan secara singkat terkait hubungan Gontor dan Keraton Kesepuhan Cirebon oleh Al Ustadz Khoirul Fata, Lc., M.Ag. dan Bapak Farihin Niskala M.Hum.

Dalam sambutannya, Ustadz Dimas Sawbil Haqqi, M.Pd. ketua panitia pelaksana kegiatan, menyampaikan apresiasi kepada Keraton Kesepuhan atas dukungan dan penyambutan hangat. Ia menekankan bahwa Cirebon memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan Gontor, mengingat pendiri Gontor lama adalah KH. Muhammad Sulaiman Jamaluddin yanag merupakan keturunan keluarga Keraton Kesepuhan Cirebon. “Acara ini merupakan momen langka yang dihadiri para dzurriyah Trimurti Gontor dan menjadi bagian dari rangkaian peringatan 100 Tahun Gontor,” ujarnya.

Ketua Umum PP IKPM Gontor, Al-Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd., menegaskan bahwa peran alumni sangat penting dalam menjaga nilai-nilai Gontor. “إنما المؤمنون إخوة — Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara,” kutipnya. Beliau menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan dari ikrar pengurus PC IKPM Gontor Cirebon untuk aktif berkhidmat, tanpa mengganggu organisasi lain. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada panitia atas terselenggaranya acara yang turut memperluas ladang perjuangan PMDG di wilayah barat Pulau Jawa.

Sementara itu, perwakilan dari Pemerintah Kota Cirebon dinas kebudayaan dan pariwisata, Bapak Agus Sukmanjaya, S.Sos. menyambut baik kegiatan ini dan menegaskan bahwa Cirebon memiliki warisan sejarah yang kaya, termasuk empat keraton yang masih aktif hingga kini.

Patih sepuh Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat menyampaikan kebanggaannya atas kedatangan rombongan PMDG. Ia mengungkapkan bahwa keraton memiliki hubungan historis dengan para pendiri Gontor, termasuk melalui sosok kakaknya yang pernah menjalin silaturrahim dengan pesantren Gontor. “Silaturrahim ini adalah kehormatan dan semoga dapat terus terjalin selamanya,” ujarnya.

Dalam uraian sejarahnya, Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. menjelaskan bahwa R.M. Hadikusumo Sulaiman Djamal, salah satu pendiri Gontor Lama adalah seorang santri dari Tegal Sari, Tegal sari adalah lembaga pendidikan yang masyhur hingga dikenal oleh Sultan Keraton Cirebon. “Peringatan 100 tahun ini bukan untuk kemewahan atau kesombongan, melainkan bentuk rasa syukur dan tekad untuk terus berkontribusi bagi nusa, bangsa, dan agama,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan tausiyah dan doa dari KH. Hasan Abdullah Sahal. Dalam wejangannya, beliau menyampaikan bahwa sejarah bukan sekadar untuk dikenang, tetapi ditadabburi. “Sejarah bukan untuk istikbar (sombong), bukan untuk takabbur. Kita harus belajar dari sejarah agar bisa membangun sejarah baru,” ujarnya tegas. Beliau menekankan bahwa napak tilas ini bukan hanya bersifat lahiriah, tetapi juga batiniah, yakni menapaki nilai-nilai perjuangan dan sakralitas kehidupan.

“Kita hidup di dunia bukan karena besar nama, besar lembaga, atau besar pangkat, tapi karena besar amanat. Itulah hakikat dari komunitas pesantren,” pungkas beliau. Acara pun ditutup dengan doa khidmat yang dipimpin langsung oleh beliau, menandai akhir dari perhelatan yang sarat makna dan nilai spiritual tersebut.





Reporter: Muhammad Idris Ramli Abdul Karim
Reviewer: Muhammad Robieth Fadhlar Rahman