Ponorogo — Dalam upaya memperkuat konsolidasi kelembagaan serta mengawal program strategis organisasi, Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM) Gontor menggelar Rapat Tindak Lanjut Daerah Kerja (DAKER) di Kantor PP IKPM Gontor pada Ahad, 13 Juli 2025 bertepatan dengan 18 Muharram 1447 H.

Rapat berlangsung dalam suasana hangat, penuh ukhuwah dan semangat pengabdian, dihadiri oleh jajaran pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor (PP IKPM) Gontor, Al Ustadz H. Noor Syahid M.Pd., Al Ustadz H. Saepul Anwar M.Pd., Al Ustadz Drs. H. Rif’at Husnul Maafi M.Ag., Al Ustadz Dr. H. Umar Said Wijaya, M.Pd., Al Ustadz H. Suraji Badi’, S.Ag. dan perwakilan dari sepuluh Pimpinan Cabang (PC) IKPM Gontor yang tergabung dalam struktur DAKER. Pertemuan ini dimaksudkan sebagai sarana penyegaran nilai-nilai kepondokmodernan dan ke-IKPM-an sekaligus wadah musyawarah untuk menindaklanjuti langkah-langkah strategis yang telah dirumuskan bersama.

Dalam pengantar pembukaan, Ketua Umum PP IKPM Gontor, Al Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd., menyampaikan bahwa rapat ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bagian dari ihtiar syukur atas amanah perjuangan yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ia menegaskan bahwa orang yang memahami alasan dan tujuan dari setiap ucapan syukur, adalah orang yang benar-benar bersyukur, dan karenanya lebih dekat dengan janji Allah berupa tambahan nikmat. Dalam kesempatan ini, beliau juga mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga ikrar yang pernah diucapkan oleh para pengurus saat pelantikan, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual dalam membina anggota, menjaga keberlangsungan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), serta menggerakkan organisasi dengan semangat khidmah.
Rapat tersebut turut menekankan pentingnya memahami dan menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan kultural yang mengikat Gontor dengan berbagai daerah yang kini tergabung dalam DAKER. Disebutkan bahwa Gontor memiliki jejak historis yang erat dengan wilayah-wilayah seperti Pacitan, Trenggalek, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Magetan, hingga Ponorogo. Hubungan ini tidak hanya tercermin dalam jaringan alumni, tetapi juga melalui peristiwa-peristiwa sejarah, tanah wakaf, besanan keluarga, hingga kontribusi alumni dalam bidang pendidikan dan pemerintahan.
Dalam sesi musyawarah, dibahas berbagai agenda konkret sebagai tindak lanjut pembentukan struktur DAKER. Beberapa hal yang menjadi pembahasan antara lain pendataan program kerja umum PP IKPM Gontor yang mencakup tujuh fokus utama seperti perbaikan citra organisasi, penguatan bidang keputrian, keterlibatan IKPM dalam riset mahasiswa UNIDA, serta peningkatan transparansi dan kaderisasi kelembagaan. Selain itu, dibahas pula pembentukan pusat informasi DAKER, baik berupa kantor sekretariat fisik maupun grup komunikasi daring, guna mempermudah koordinasi lintas cabang. Rapat juga menggali potensi sinergi antar cabang dalam memenuhi kebutuhan internal organisasi, seperti pengiriman tenaga pengajar, narasumber kegiatan, maupun bantuan sosial yang dapat dihimpun dan disalurkan secara bersama-sama. Penegasan bahwa IKPM bukanlah lembaga profit juga kembali ditegaskan, melainkan sebagai bentuk pengabdian alumni kepada pondok dan umat.

Selain membahas internal kelembagaan, PP IKPM juga menekankan pentingnya partisipasi aktif alumni dalam menyambut satu abad PMDG yang akan diperingati pada 2026 mendatang. Momen ini, menurut Al Ustadz Noor Syahid, seharusnya tidak hanya menjadi seremoni, tetapi momentum lahirnya warisan perjuangan yang nyata. PMDG, misalnya, melahirkan Badan Pembinaan Pendidikan Menengah (BPPM) baru, sementara UNIDA menargetkan capaian 100 doktor, 10 profesor, dan peningkatan status institusi menjadi universitas unggul di tingkat nasional dan internasional.
Rapat juga menyoroti realitas penurunan jumlah santri baru yang terjadi di beberapa wilayah, yang disebabkan oleh maraknya pendirian pesantren-pesantren baru yang lebih dekat secara geografis, lebih terjangkau secara biaya, dan telah memiliki mu’adalah yang diakui. Menyikapi hal ini, PP IKPM mendorong para pengurus cabang untuk tetap berperan aktif dalam mendukung keberlangsungan PMDG, antara lain dengan mengarahkan lulusan SLTA untuk melanjutkan studi ke Universitas Darussalam Gontor (UNIDA), sebagai bagian dari kontribusi alumni terhadap kesinambungan perjuangan pondok.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, peserta rapat diajak untuk meneguhkan kembali semangat pengabdian yang telah menjadi ciri khas perjuangan Gontor. Bahwa keberhasilan Gontor bukan hanya dilihat dari bangunan dan jumlah santri, tetapi dari ruh perjuangan para alumninya yang istiqamah mengabdi di tengah masyarakat. Rapat ditutup dengan doa bersama, disertai harapan agar seluruh ikhtiar ini menjadi bagian dari amal jariyah, memperkuat sinergi antara pusat dan cabang, serta terus meneguhkan posisi IKPM sebagai garda terdepan dalam mendukung visi dan misi Pondok Modern Gontor.